JUMPing to My Dream

Dia, Tanpa Aku

Posted by : Maemi Ayabito
Senin, 30 Juli 2012


  • Pengarang               :    Esti Kinasih
  • Genre                      :    Teenlit
  • Tebal                       :    280 hlm ; 20 cm
  • Penerbit                   :    Gramedia
  • Harga                      :    38.000 IDR
  • Pertama terbit          :    2008
  • Cetakan ke-8            :    Mei 2011
  • Tanggal Beli             :    8 Juli 2011 
Sinopsis :

Ronald, cowok kelas 2 SMA, sudah lama naksir Citra yang masih kelas 3 SMP. Tapi Ronald belum mau PDKT. Ia menunggu sampai Citra masuk SMA, karena itu ia hanya bisa mengamati Citra dari jauh.
Saat yang ditunggu Ronald selama berbulan-bulan akhirnya tiba. Citra masuk SMA! Namun Ronald kecewa karena ternyata Citra masuk SMA yang sama dengan adiknya, Reinald, dan sekelas pula. Namun, keinginan dan harapan terbesar Ronald untuk mendekati Citra tak pernah terwujud. Cowok itu kecelakaan dan tewas di tempat, tidak jauh dari rumah Citra.
Reinald menganggap Citra-lah penyebab kematian kakaknya. Rasa marah dan keinginannya untuk menyalahkan Citra membuat sikapnya terhadap cewek itu menjadi penuh permusuhan. Keduanya kemudian kerap bertengkar tanpa Citra tahu pasti alasan sebenarnya. 
Sikap Reinald berubah drastis ketika Citra memutuskan untuk tidak lagi mengacuhkannya. Kini Reinald berada di posisi yang sama seperti Ronald dulu. Perubahan sikap Reinald itu tanpa sadar mendekatkan keduanya. Dan akhirnya Reinald tak lagi ingin menjaga Citra demi almarhum kakaknya.
“Gue suka cewek lo,” ucap Reinald suatu hari di depan foto Ronald. Dan itu membuat sang kakak kemudian “kembali”!

Review :
Ntah kenapa saya pengen repiu-in novel ini di blog saya sumpah saya cinta banget sama novel ini apalagi sama sosok Ronald ;A;
Saya sih orang yang jarang baca novel malah hampir ga pernah padahal saya sudah kelas 3 SMA. Saya lebih sering baca komik ketimbang novel, selama saya hidup saya jamin ngga sampe 10 novel yang saya baca dan untuk novel ini beda bangeeeetttt, ini novel feel-nya dapet banget. Sumpah ini novel terbagus yang pernah saya baca, saya nangis setiap baca novel ini ya meskipun saya membacanya dengan hasil minjem, saya ga punya satu pun novel di rumah m(-____-)m
hm saya cerirain ringkasnya dari awal sampe akhir ya buat yang belum baca nivel ini hehehe ._.v

Cerita ini dimulai dari Ronald dan Andika. Mereka ini cowok kelas 2 SMA. Ceritanya disini Ronald jatuh hati sama Citra, murid kelas 3 SMP. Sudah lama Ronald suka sama nih cewe tapi berhubung Citra masih SMP dan belum cukup umur buat dipacari, akhirnya Ronald hanya bisa mengawasinya dari jauh, sebut aja 'mengintai' wkwkwk Ronald mencatat semua tentang Citra mulai yang disukainya sampai yang tidak disukainya, pokoknya apapun yang menyangkut Citra dia tau saking cintanya sama tuh cewe. Ronald juga sering mengambil foto Citra secara diam-diam.
Ini cerita awalnya lucu banget saya sampe ngakak bacanya XDD
Pernah suatu hari Ronald mengajak Andika untuk mengintai Citra bersama di sekolahnya. Tapi pas sekolah Citra pulang, cewek yang ditunggu2 itu ga muncul juga. Ronald sampe rela nunggu berjam-jam nungguin si Citra keluar, Andika yang ikut bersamanya sampe dehidrasi wkwkwk
Pernah suatu hari juga, Ronald harus mati-matian menabung dan bahkan jualan lontong dan bakwan hanya untuk membeli kaus dan jins yang ia idamkan selama ini, katanya sih pakaian buat PDKT ma Citra. Astaga.. Aku salut sama tokoh Ronald ini :')
Suatu saat hari yang di tunggu Ronald akhirnya datang juga, Citra udah masuk SMA. Tapi Ronald kecewa karena Citra ga masuk SMA yang sama dengannya malah satu sekolah sama Reinald, adik Ronald yang juga baru masuk SMA dan satu kelas pula wkwkwk poor Ronald XD
Meskipun Citra sudah masuk SMA, Ronald dengan sabar nunggu setelah MOS buat PDKT sama Citra, tepatnya sih pas Citra pake seragam Putih Abu-abu XD
Waktu MOS selesai Ronald dengan hebohnya bangun pagi-pagi dan ngebangunin adeknya, Reinald buat mandi padahal itu masih belum subuh. Reinald menggerutu pada sang kakak, Ronald tapi Ronald hanya bisa nyengir alasannya sih katanya hari pertama Reinald pake putuh abu-abu kudu bersemangat ckckck ada-adanya Ronald padahal ada udah dibalik batu tuh wkwkwk
Ronald senang bukan main, akhirnya cewek yang selama ini ia ikuti perkembangannya dari jauh udah jadi cewek yang lebih dewasa, udah jadi cewek SMA, udah nggak aneh lagi kalau suatu hari Ronald jalan dan menggandengnya. Akhirnya, malam hari itu pun ia melancarkan aksinya, menjalankan rencana yang udah berbulan-bulan ia tangguhkan. Ia akan mendatangi rumah Citra dan mengungkapkan perasaannya pada cewek itu. Persiapan yang ia lakukan sangat panjang, pokoknya suasana hatinya hari itu sangat baik, dan tingkah lakunya sangat aneh, baik di sekolah maupun dirumah. Andika, sang sahabat, memaksakan diri agar Ronald mengijinkannya mengantarnya hanya sampai di luar gang luar rumah Citra. Walaupun hanya dengan taksi, Ronald pun menyamput permintaan sahabatnya itu dengan tangan terbuka. Sepanjang sore, Ronald melakukan banyak persiapan, termasuk menyeterika sendiri kaus dan jins akan ia pakai. Ia bahkan melakukan hal-hal yang bahkan sebelumnya tidak pernah ia lakukan, dan ini membuat Reinal dan Raina, adiknya yang paling kecil, keheranan. Sebelum pergi, ia meminta doa restu dari seluruh anggota  keluarganya, bahkan juga mamanya yang kebetulan saat itu belum pulang, jadi Ronald meneleponnya. Begitu selesai berpamitan, Andika datang dengan taksi yang akan mereka tumpangi. Lagi-lagi Ronald bertingkah lucu dan aneh. Ia sangat gugup dan bahagia setengah mati. Saat taksi berhenti di seberang jalan ke rumah Citra, Ronald keluar dari taksi dan berpamitan kepada Andika, nami sesuatu terjadi pada Ronald. Saking gugupnya Ronald sampai ga liat kanan kiri buat nyebrang dan akhirnya Ronald kecelakaan dan Ronald-pun meninggal di tempat tanpa bsia mengucapkan sepatah kata pun. Andika yang menyaksikan langsung kejadian itu histeris dan hanya bisa memeluk tubuh Ronald yang kaku dan mengeluarkan banyak darah. Sumpah ini saya nangis pas ini sampe sesenggukan. Persiapan yang udah mateng, menunggu berbulan-bulan, penantian dan harapan Ronald tak terwujud hanya karna takdir yang diterimanya. Sedih pokoknya sedih bangeeettt feel-nya dapet bangeeeettt :'(
Ini juga pas sesi sedih banget melalui perasaan kehilangan Andika, bagaimana ia melarang seorangpun untuk duduk di kursi kosong Ronald, hingga saat cowok itu mengeluarkan kesedihannya dengan mengamuk di gudang sekolah. Ia ingat segala momen bersama Ronald dan ia pun bertanya-tanya "Kemana perginya sesorang yang sudah meninggal?" sumpah nyeseeekkkk :'(
Lalu, segalanya jadi jelas buat Reinald. Ia membenci Citra karena ia menganggap Citra lah penyebab kematian Ronald. Citra yang bertanggung jawab. Dan Citra yang akan menanggungnya. Kemudian, sejak kembalinya Reinald ke kelas, ia menjadi aneh dan suka marah pada Citra. Awalnya Citra menganggap hal ini wajar, karena Reinald baru saja kehilangan kakaknya. Namun semakin lama pertanyaan-pertanyaan Reinald semakin aneh dan menganggunya. Kesabaran dan kemarahan Citra tidak terbendung lagi. Ia balik marah-marah pada Reinald. Namun sayangnya ia membuat sebuah kesalahan yang membuatnya malah terjebak dengan Reinald dalam meja yang sama. Kini Reinald dan Citra terpaksa berbagi meja, mereka duduk bersebelahan.
Namun rupanya dengan duduk bersebelahan malah mempersering tersulutnya api kemarah masing-masing. Mereka mudah bertengkar, dan seringkali ini menyebabkan teman-teman sekelasnya terkesima, heran, dan bahkan ada momen lucu juga disini. Namun lagi-lagi Citra menyuarakan pertanyaan yang sama, kenapa Reinald suka marah-marah? Dan Kenapa ia marah pada Citra? Namun dengan keras kepala Reinald tidak mau memberitahukan alasannya dan terus memaksakan kehendaknya pada Citra. Hingga akhirnya Citra mencapai titik kesepakatan dengan dirinya sendiri, bahwa ia akan mengacuhkan Reinald. Akan bersabar dan tidak menanggapi segala kemarahan Reinald. Ia akan bungkam.
Benar saja, ini menimbulkan efek menenangkan secara batin buat Citra, namun ternyata kebungkamannya ini tanpa sadar membuat Reinald semakin emosi. Berhari-hari Citra mengacuhkannya, dan entahlah, Reinald mulai merasakan perasaan yang asing sejak saat tu. Akhir-akhir ini, ia sering membaca catatan-catatan kecil sang kakak, Ronald, mengenai Citra. Catatan yang Ronald buat dari hasil segala pengamatannya terhadap Citra selama berbulan-bulan. Catatan tentang identitas Citra, segala favorit Citra, hobi Citra, kebiasaan Citra, bahkan tentang momen-momen spesial Citra. Ternyata kata-kata dalam catatan Ronald terus terpatri dalam ingatan Reinald dan berlahan, setiap kata-kata itu terbentuk dalam sebuah tindakan yang Citra lakukan. Lagi-lagi, setiap Reinald menyaksikan tindakan Citra yang seolah mempraktikan kalimat-kalimat Ronald, Reinald kembali merasakan perasaan asing itu. Ia tidak menyukai hal ini. Apalagi dengan tindakan bungkam Citra. Perlahan ia jadi meyakini bahwa perasaan asing yang merambati hatinya belakang ini  adalah karena Citra telah membuatnya berdiri di tempat yang sama seperti Ronald! Menempatkannya di luar lingkaran. Hanya bisa melihat. Hanya bisa mengawasi. Dan hanya bisa diam. Reinald pun mulai ketakutan. Namun ia bertekad bahwa Citra tidak boleh menempatkannya di tempat yang sama dengan Ronald. Ia akan terus melakukan berbagai cara agar cewek itu mau bersuara lagi. Ckck.. Jadi semacam obsesi juga.. Akhirnya Reinald ngalami sendiri apa yang Ronald alami.
Dan pada akhirnya Reinald akhirnya dekat dengan Citra. Reinald mulai mengakui kalau dia suka sama Citra. Suatu malam Reinald menatap foto Ronald, dia bilang "Gue suka cewek lo" ucapnya "Boleh ngga, dia buat gue?" sejak saat itu Ronald kembali, dia pulang, tapi dengan wujud yang tak kasat mata, abstrak, maya. Sumpah ini novel bikin merinding, sedih juga. Hari-hari yang dilalui Reinald dengan kegelisahan dan ketakutan dan juga rasa bersalah karena menyukai cinta pertama kakaknya.
Banyak kejadian-kejadian tak terduga yang dialami Reinald, mulai dengan Citra yang bercerita kalo dia dengerin radio yang ada seseorang bercerita tentang cinta pertamanya tapi tudak bsia PDKT hanya bisa melihatnya dari jauh dan itu membuat Reinald gelisah. Ceritanya sama persis dengan cerita Ronald.
Kejadian aneh juga dialami Andika, dia niatnya ingin bertemu Reinald mau ngembaliin komik Ronald yang pernah tertinggal di rumahnya dan di dalam komik itu terselip foto Citra yang Ronald ambil secara diam-diam.
waktu menemui Reinald di depan sekolahnya tiba2 Citra melakukan keisengan dan itu membuat dirinya dikejar teman-temannya. Reinald menolong Citra, menyembunyikan tuh cewek dari kejaran teman-temannya. Andika yang ikut andil membantu merasakan De Javu Apa yang dilakukan Reinald saat itu sama persis dengan yang dilakukan Ronald dulu waktu nolongin Citra dari kejaran teman-temannya. Tempat dan setting yang sama namun ada perbedaan sedikit. Pada saat Reinald mau mengnatar Citra pulang dia berpamitan pada Andika, sesaat setelah Reinald dan Citra berjalan jauh di hadapannya, Andika akhirnya ingat bahwa dia ketemu Reinald hanya ingin mengembalikan komik Ronald. Tapi Andika urungin niatannya dan memasukkan kembali komik yang dia pegang dan saat itu komiknya tersangkut pada resleting tasnya dan terbuka lah lembar-lembar komik karena tiupan angin. Lembar berhenti terbuka tepat pada foto Citra yang terselip di dalamnya. Andika mengambil foto itu dan betapa kagetnya waktu dia menyadari kesamaan persis foto Citra dengan Citra tadi. Mulai dari aksesoris, jam tangan, tas, sepatu, kaos kaki sama persis dengan apa yang dipakai Citra saat ini bedanya di foto itu Citra masih memakai seragam putih biru. Saat Andika membalikkan foto itu betapa kagetnya dia saat mengetahui ada sebaris kalimat yang bertuliskan "Bilangin sama Reinald, gue titip Citra" Andika hanya bisa bilang "Lo bilang sendiri Ron, dia adek lo"
Andika menceritakan semua pada Reinald tentang apa yang dialaminya saat itu. dan pada saat itu juga Citra datang ke rumah Reinald buat belajar Bhs. Inggris bareng. Citra yang sudah terbiasa belajar dengan mendengarkan radio meminta Reinald untuk menyalakan Radio dan pada saat itu ada orang yang mau menceritakan tentang cinta pertamanya yang pernah di dengar Citra pada saat itu. Dia memakai nama samaran Tom karena takut ada yang mengenalinya. Dan pada saat Tom mulai menceritakan kisahnya, Reinald dan Andika mengejang, itu suara Ronald, Ronald seakan-akan hadir kembali di tengah2 mereka. Tom (Ronald) menceritakan semua kisahnya dari cinta pertamanya dan juga adek yang disayanginya. Dan pada saat itu penyiar radio melakukan sesi komunikasi, antara pengisah dengan pendengar. Citra yang bersemangat pengen ngobrol sama Tom (Ronald) dan akhirnya menelfon Tom dengan nomer yang dikasih si penyiar radio. Setelah Citra dan Tom selesai mengobrol Tom menyuruh Citra agar memberikan hpnya ke Reinald. Citra tersadar, kenapa Tom bisa tau kalo dia tidak sendiri. Akhirnya Reinald menerima hpnya dan terdengar lah suara Tom, "Lo ga mau bicara sama gue?" Reinald mengejang dan dia hanya bisa berbisik "Maaf, Ron" ucapnya bergetar "Ron, Maaf" terdengar sahutan dari Tom disebelah sana "Nggak apa-apa, gue sayang lo. Titip Citra ya" Reinald semakin tidak tahan, tubuhnya bergetar dan hpnya pun jatuh jika Andika tidak segera menangkapnya. Saat itu Tom berbicara lagi "Thanks ya, Dik. Terima kasih buat semuanya. Bye" dan sambungan pun terputus. Reinald hanya bisa menangis diam, sedangkan Andika belum sepenuhnya sadar. Citra yang melihat dua cowok itu hanya bisa melihatnya heran. Setelah tersadar sepenuhnya, Andika mencoba menghubungi nomer yang dipakai Tom tadi namun bukan Tom yang menyahut melainkan operator "Maaf, nomer yang anda tuju belum terpasang..."
Akhirnya pada saat itu Reinald menceritakan semuanya pada Citra.
Nah itu dia saya menceritakan kembali pake behasa saya sendiri wkwkwk, sumpah deh ini novel bagus banget saya jadi pengen beli. Nunggu nanti pas ke Surabaya ke Gramed saya mau cari nih novel. Mbak Esti yaowoh the besta mbak >.<b

x
x

0 komentar:

Copyright © 2012 JUMPing to My Dream | Another Theme | Designed by Johanes DJ