- Pengarang : Esti Kinasih
- Genre : Teenlit
- Tebal : 280 hlm ; 20 cm
- Penerbit : Gramedia
- Harga : 38.000 IDR
- Pertama terbit : 2008
- Cetakan ke-8 : Mei 2011
- Tanggal Beli : 8 Juli 2011
Sinopsis :
Ronald, cowok kelas 2
SMA, sudah lama naksir Citra yang masih kelas 3 SMP. Tapi Ronald belum mau
PDKT. Ia menunggu sampai Citra masuk SMA, karena itu ia hanya bisa mengamati
Citra dari jauh.
Saat yang ditunggu
Ronald selama berbulan-bulan akhirnya tiba. Citra masuk SMA! Namun Ronald
kecewa karena ternyata Citra masuk SMA yang sama dengan adiknya, Reinald, dan
sekelas pula. Namun, keinginan dan harapan terbesar Ronald untuk mendekati
Citra tak pernah terwujud. Cowok itu kecelakaan dan tewas di tempat, tidak jauh
dari rumah Citra.
Reinald menganggap
Citra-lah penyebab kematian kakaknya. Rasa marah dan keinginannya untuk
menyalahkan Citra membuat sikapnya terhadap cewek itu menjadi penuh permusuhan.
Keduanya kemudian kerap bertengkar tanpa Citra tahu pasti alasan
sebenarnya.
Sikap Reinald berubah
drastis ketika Citra memutuskan untuk tidak lagi mengacuhkannya. Kini Reinald
berada di posisi yang sama seperti Ronald dulu. Perubahan sikap Reinald itu
tanpa sadar mendekatkan keduanya. Dan akhirnya Reinald tak lagi ingin menjaga
Citra demi almarhum kakaknya.
“Gue suka cewek lo,”
ucap Reinald suatu hari di depan foto Ronald. Dan itu membuat sang kakak
kemudian “kembali”!
Review :
Ntah kenapa saya pengen
repiu-in novel ini di blog saya sumpah saya cinta banget sama novel ini apalagi
sama sosok Ronald ;A;
Saya sih orang yang
jarang baca novel malah hampir ga pernah padahal saya sudah kelas 3 SMA. Saya
lebih sering baca komik ketimbang novel, selama saya hidup saya jamin ngga
sampe 10 novel yang saya baca dan untuk novel ini beda bangeeeetttt, ini novel
feel-nya dapet banget. Sumpah ini novel terbagus yang pernah saya baca, saya
nangis setiap baca novel ini ya meskipun saya membacanya dengan hasil minjem,
saya ga punya satu pun novel di rumah m(-____-)m
hm saya cerirain
ringkasnya dari awal sampe akhir ya buat yang belum baca nivel ini hehehe ._.v
Cerita ini dimulai dari
Ronald dan Andika. Mereka ini cowok kelas 2 SMA. Ceritanya disini Ronald jatuh
hati sama Citra, murid kelas 3 SMP. Sudah lama Ronald suka sama nih cewe tapi
berhubung Citra masih SMP dan belum cukup umur buat dipacari, akhirnya Ronald
hanya bisa mengawasinya dari jauh, sebut aja 'mengintai' wkwkwk Ronald mencatat
semua tentang Citra mulai yang disukainya sampai yang tidak disukainya,
pokoknya apapun yang menyangkut Citra dia tau saking cintanya sama tuh cewe.
Ronald juga sering mengambil foto Citra secara diam-diam.
Ini cerita awalnya lucu
banget saya sampe ngakak bacanya XDD
Pernah suatu hari Ronald
mengajak Andika untuk mengintai Citra bersama di sekolahnya. Tapi pas sekolah
Citra pulang, cewek yang ditunggu2 itu ga muncul juga. Ronald sampe rela nunggu
berjam-jam nungguin si Citra keluar, Andika yang ikut bersamanya sampe
dehidrasi wkwkwk
Pernah suatu hari juga,
Ronald harus mati-matian menabung dan bahkan jualan lontong dan bakwan hanya
untuk membeli kaus dan jins yang ia idamkan selama ini, katanya sih pakaian
buat PDKT ma Citra. Astaga.. Aku salut sama tokoh Ronald ini :')
Suatu saat hari yang di
tunggu Ronald akhirnya datang juga, Citra udah masuk SMA. Tapi Ronald kecewa
karena Citra ga masuk SMA yang sama dengannya malah satu sekolah sama Reinald,
adik Ronald yang juga baru masuk SMA dan satu kelas pula wkwkwk poor Ronald XD
Meskipun Citra sudah
masuk SMA, Ronald dengan sabar nunggu setelah MOS buat PDKT sama Citra,
tepatnya sih pas Citra pake seragam Putih Abu-abu XD
Waktu MOS selesai Ronald
dengan hebohnya bangun pagi-pagi dan ngebangunin adeknya, Reinald buat mandi
padahal itu masih belum subuh. Reinald menggerutu pada sang kakak, Ronald tapi
Ronald hanya bisa nyengir alasannya sih katanya hari pertama Reinald pake putuh
abu-abu kudu bersemangat ckckck ada-adanya Ronald padahal ada udah dibalik batu
tuh wkwkwk
Ronald senang bukan
main, akhirnya cewek yang selama ini ia ikuti perkembangannya dari jauh udah
jadi cewek yang lebih dewasa, udah jadi cewek SMA, udah nggak aneh lagi kalau
suatu hari Ronald jalan dan menggandengnya. Akhirnya, malam hari itu pun ia
melancarkan aksinya, menjalankan rencana yang udah berbulan-bulan ia
tangguhkan. Ia akan mendatangi rumah Citra dan mengungkapkan perasaannya pada
cewek itu. Persiapan yang ia lakukan sangat panjang, pokoknya suasana hatinya
hari itu sangat baik, dan tingkah lakunya sangat aneh, baik di sekolah maupun
dirumah. Andika, sang sahabat, memaksakan diri agar Ronald mengijinkannya
mengantarnya hanya sampai di luar gang luar rumah Citra. Walaupun hanya dengan
taksi, Ronald pun menyamput permintaan sahabatnya itu dengan tangan terbuka.
Sepanjang sore, Ronald melakukan banyak persiapan, termasuk menyeterika sendiri
kaus dan jins akan ia pakai. Ia bahkan melakukan hal-hal yang bahkan sebelumnya
tidak pernah ia lakukan, dan ini membuat Reinal dan Raina, adiknya yang paling
kecil, keheranan. Sebelum pergi, ia meminta doa restu dari seluruh anggota
keluarganya, bahkan juga mamanya yang kebetulan saat itu belum pulang,
jadi Ronald meneleponnya. Begitu selesai berpamitan, Andika datang dengan taksi
yang akan mereka tumpangi. Lagi-lagi Ronald bertingkah lucu dan aneh. Ia sangat
gugup dan bahagia setengah mati. Saat taksi berhenti di seberang jalan ke rumah
Citra, Ronald keluar dari taksi dan berpamitan kepada Andika, nami sesuatu
terjadi pada Ronald. Saking gugupnya Ronald sampai ga liat kanan kiri buat
nyebrang dan akhirnya Ronald kecelakaan dan Ronald-pun meninggal di tempat
tanpa bsia mengucapkan sepatah kata pun. Andika yang menyaksikan langsung
kejadian itu histeris dan hanya bisa memeluk tubuh Ronald yang kaku dan
mengeluarkan banyak darah. Sumpah ini saya nangis pas ini sampe sesenggukan.
Persiapan yang udah mateng, menunggu berbulan-bulan, penantian dan harapan
Ronald tak terwujud hanya karna takdir yang diterimanya. Sedih pokoknya sedih
bangeeettt feel-nya dapet bangeeeettt :'(
Ini juga pas sesi sedih
banget melalui perasaan kehilangan Andika, bagaimana ia melarang seorangpun
untuk duduk di kursi kosong Ronald, hingga saat cowok itu mengeluarkan
kesedihannya dengan mengamuk di gudang sekolah. Ia ingat segala momen bersama
Ronald dan ia pun bertanya-tanya "Kemana perginya sesorang yang sudah
meninggal?" sumpah nyeseeekkkk :'(
Lalu, segalanya jadi
jelas buat Reinald. Ia membenci Citra karena ia menganggap Citra lah penyebab
kematian Ronald. Citra yang bertanggung jawab. Dan Citra yang akan
menanggungnya. Kemudian, sejak kembalinya Reinald ke kelas, ia menjadi aneh dan
suka marah pada Citra. Awalnya Citra menganggap hal ini wajar, karena Reinald
baru saja kehilangan kakaknya. Namun semakin lama pertanyaan-pertanyaan Reinald
semakin aneh dan menganggunya. Kesabaran dan kemarahan Citra tidak terbendung
lagi. Ia balik marah-marah pada Reinald. Namun sayangnya ia membuat sebuah
kesalahan yang membuatnya malah terjebak dengan Reinald dalam meja yang sama.
Kini Reinald dan Citra terpaksa berbagi meja, mereka duduk bersebelahan.
Namun rupanya dengan
duduk bersebelahan malah mempersering tersulutnya api kemarah masing-masing.
Mereka mudah bertengkar, dan seringkali ini menyebabkan teman-teman sekelasnya
terkesima, heran, dan bahkan ada momen lucu juga disini. Namun lagi-lagi Citra
menyuarakan pertanyaan yang sama, kenapa Reinald suka marah-marah? Dan Kenapa
ia marah pada Citra? Namun dengan keras kepala Reinald tidak mau memberitahukan
alasannya dan terus memaksakan kehendaknya pada Citra. Hingga akhirnya Citra
mencapai titik kesepakatan dengan dirinya sendiri, bahwa ia akan mengacuhkan
Reinald. Akan bersabar dan tidak menanggapi segala kemarahan Reinald. Ia akan
bungkam.
Benar saja, ini
menimbulkan efek menenangkan secara batin buat Citra, namun ternyata
kebungkamannya ini tanpa sadar membuat Reinald semakin emosi. Berhari-hari
Citra mengacuhkannya, dan entahlah, Reinald mulai merasakan perasaan yang asing
sejak saat tu. Akhir-akhir ini, ia sering membaca catatan-catatan kecil sang
kakak, Ronald, mengenai Citra. Catatan yang Ronald buat dari hasil segala
pengamatannya terhadap Citra selama berbulan-bulan. Catatan tentang identitas
Citra, segala favorit Citra, hobi Citra, kebiasaan Citra, bahkan tentang
momen-momen spesial Citra. Ternyata kata-kata dalam catatan Ronald terus
terpatri dalam ingatan Reinald dan berlahan, setiap kata-kata itu terbentuk
dalam sebuah tindakan yang Citra lakukan. Lagi-lagi, setiap Reinald menyaksikan
tindakan Citra yang seolah mempraktikan kalimat-kalimat Ronald, Reinald kembali
merasakan perasaan asing itu. Ia tidak menyukai hal ini. Apalagi dengan
tindakan bungkam Citra. Perlahan ia jadi meyakini bahwa perasaan asing yang merambati
hatinya belakang ini adalah karena Citra telah membuatnya berdiri di
tempat yang sama seperti Ronald! Menempatkannya di luar lingkaran. Hanya bisa
melihat. Hanya bisa mengawasi. Dan hanya bisa diam. Reinald pun mulai
ketakutan. Namun ia bertekad bahwa Citra tidak boleh menempatkannya di tempat
yang sama dengan Ronald. Ia akan terus melakukan berbagai cara agar cewek itu
mau bersuara lagi. Ckck.. Jadi semacam obsesi juga.. Akhirnya Reinald ngalami
sendiri apa yang Ronald alami.
Dan pada akhirnya Reinald
akhirnya dekat dengan Citra. Reinald mulai mengakui kalau dia suka sama Citra.
Suatu malam Reinald menatap foto Ronald, dia bilang "Gue suka cewek
lo" ucapnya "Boleh ngga, dia buat gue?" sejak saat
itu Ronald kembali, dia pulang, tapi dengan wujud yang tak kasat mata, abstrak,
maya. Sumpah ini novel bikin merinding, sedih juga. Hari-hari yang dilalui
Reinald dengan kegelisahan dan ketakutan dan juga rasa bersalah karena menyukai
cinta pertama kakaknya.
Banyak kejadian-kejadian
tak terduga yang dialami Reinald, mulai dengan Citra yang bercerita kalo dia
dengerin radio yang ada seseorang bercerita tentang cinta pertamanya tapi tudak
bsia PDKT hanya bisa melihatnya dari jauh dan itu membuat Reinald gelisah.
Ceritanya sama persis dengan cerita Ronald.
Kejadian aneh juga
dialami Andika, dia niatnya ingin bertemu Reinald mau ngembaliin komik Ronald
yang pernah tertinggal di rumahnya dan di dalam komik itu terselip foto Citra
yang Ronald ambil secara diam-diam.
waktu menemui Reinald di
depan sekolahnya tiba2 Citra melakukan keisengan dan itu membuat dirinya
dikejar teman-temannya. Reinald menolong Citra, menyembunyikan tuh cewek dari
kejaran teman-temannya. Andika yang ikut andil membantu merasakan De Javu Apa
yang dilakukan Reinald saat itu sama persis dengan yang dilakukan Ronald dulu
waktu nolongin Citra dari kejaran teman-temannya. Tempat dan setting yang sama
namun ada perbedaan sedikit. Pada saat Reinald mau mengnatar Citra pulang dia
berpamitan pada Andika, sesaat setelah Reinald dan Citra berjalan jauh di hadapannya,
Andika akhirnya ingat bahwa dia ketemu Reinald hanya ingin mengembalikan komik
Ronald. Tapi Andika urungin niatannya dan memasukkan kembali komik yang dia
pegang dan saat itu komiknya tersangkut pada resleting tasnya dan terbuka lah
lembar-lembar komik karena tiupan angin. Lembar berhenti terbuka tepat pada
foto Citra yang terselip di dalamnya. Andika mengambil foto itu dan betapa
kagetnya waktu dia menyadari kesamaan persis foto Citra dengan Citra tadi.
Mulai dari aksesoris, jam tangan, tas, sepatu, kaos kaki sama persis dengan apa
yang dipakai Citra saat ini bedanya di foto itu Citra masih memakai seragam
putih biru. Saat Andika membalikkan foto itu betapa kagetnya dia saat
mengetahui ada sebaris kalimat yang bertuliskan "Bilangin sama Reinald,
gue titip Citra" Andika hanya bisa bilang "Lo bilang sendiri
Ron, dia adek lo"
Andika menceritakan
semua pada Reinald tentang apa yang dialaminya saat itu. dan pada saat itu juga
Citra datang ke rumah Reinald buat belajar Bhs. Inggris bareng. Citra yang sudah
terbiasa belajar dengan mendengarkan radio meminta Reinald untuk menyalakan
Radio dan pada saat itu ada orang yang mau menceritakan tentang cinta
pertamanya yang pernah di dengar Citra pada saat itu. Dia memakai nama samaran
Tom karena takut ada yang mengenalinya. Dan pada saat Tom mulai menceritakan
kisahnya, Reinald dan Andika mengejang, itu suara Ronald, Ronald seakan-akan
hadir kembali di tengah2 mereka. Tom (Ronald) menceritakan semua kisahnya dari
cinta pertamanya dan juga adek yang disayanginya. Dan pada saat itu penyiar
radio melakukan sesi komunikasi, antara pengisah dengan pendengar. Citra yang
bersemangat pengen ngobrol sama Tom (Ronald) dan akhirnya menelfon Tom dengan
nomer yang dikasih si penyiar radio. Setelah Citra dan Tom selesai mengobrol
Tom menyuruh Citra agar memberikan hpnya ke Reinald. Citra tersadar, kenapa Tom
bisa tau kalo dia tidak sendiri. Akhirnya Reinald menerima hpnya dan terdengar
lah suara Tom, "Lo ga mau bicara sama gue?" Reinald mengejang
dan dia hanya bisa berbisik "Maaf, Ron" ucapnya bergetar "Ron,
Maaf" terdengar sahutan dari Tom disebelah sana "Nggak
apa-apa, gue sayang lo. Titip Citra ya" Reinald semakin tidak tahan,
tubuhnya bergetar dan hpnya pun jatuh jika Andika tidak segera menangkapnya.
Saat itu Tom berbicara lagi "Thanks ya, Dik. Terima kasih buat
semuanya. Bye" dan sambungan pun terputus. Reinald hanya bisa menangis
diam, sedangkan Andika belum sepenuhnya sadar. Citra yang melihat dua cowok itu
hanya bisa melihatnya heran. Setelah tersadar sepenuhnya, Andika mencoba
menghubungi nomer yang dipakai Tom tadi namun bukan Tom yang menyahut melainkan
operator "Maaf, nomer yang anda tuju belum terpasang..."
Akhirnya pada saat itu
Reinald menceritakan semuanya pada Citra.
Nah itu dia saya
menceritakan kembali pake behasa saya sendiri wkwkwk, sumpah deh ini novel
bagus banget saya jadi pengen beli. Nunggu nanti pas ke Surabaya ke Gramed saya
mau cari nih novel. Mbak Esti yaowoh the besta mbak >.<b
x Posted in : Umum
0 komentar: